572 research outputs found

    Implementing curriculum of madrasah Tsanawiyah in increasing the quality of pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan

    Get PDF
    Implementasi Kurikulum Pesantren Madrasah Tsanawiyah dalam peningkatan mutu di Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan bertujuan untuk mengetahui struktur kurikulum pesantren dan pelaksaannya di madrasah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu menggali data yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum pesantren dalam proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah dan mendeskripsikan data yang ada sesuai dengan fokus penelitian untuk memperjelas tujuan diadakannya penelitian tersebut. Adapun permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana kurikulum pesantren dan pelaksanaannya di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan. Hasil yang didapatkan bahwa secara struktural Madrasah Tsanawiyah Al-Kautsar Al-Akbar Medan menerapkan dua kurikulum yaitu kurikulum pendidikan pesantren dan kurikulum kementerian agama. Kurikulum pendidikan pesantren dibagi menjadi dua kurikulum. Yang petama adalah yang tidak berkaitan dengan tata bahasa Arab seperti Al-Qur’an, Hadis, dan Akhlak, ini disebut dengan kurikulum pesantren. Sedangkan mata pelajaran seperti nahwu dan sharaf dimasukkan dalam kurikulum bahasa Arab. Dalam pelaksaan kurikulum pendidikan pesantren tidak jauh berbeda dengan kurikulum Kementerian agama. Yang mengajar kurikulum pendidikan pesantren adalah guru yang berkompeten yang mempunyai kualifikasi khusus di bidang agama dan semua gurunya adalah alumni pesantren. Metode yang digunakan dalam pembelajaran materi pendidikan pesantren adalah menggunakan metode bandongan dan sorogan yang dilaksanakan secara klasikal. Metode evaluasi yang digunakan adalah evaluasi dengan ujian tulis dan praktik

    Perlindungan Hukum Terhadap Prajurit Pejuang Seroja Yang Berjuang Mulai 18 Juli 1976 Sampai dengan 30 Agustus 1999

    Get PDF
    Operasi seroja yang di lakukan Pemerintah Indonesia dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika militer Indonesia masuk ke Timor Timur dengan alasan antikolonialisme. Pada Operasi Seroja yang tergabung dalam operasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh Militer Indonesia saja tetapi masyarakat sipil Timor Timur turut serta membantu untuk menghancurkan Fretilin. Perjuangan yang luar biasa pada operasi seroja tersebut Pemerintah menganugerahkan tanda kehormatan atas jasa dan pengorbanan para pejuang yang telah membela dan mempertahankan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia berupa tanda kehormatan Veteran Republik Indonesia, dan masuk kategori Veteran Pembela Seroja sebagaimana diatur pada pasal 4 huruf c Undang-undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI. Hal yang sangat disayangkan bagi pejuang operasi seroja yang turut serta pada operasi tersebut dengan kurun waktu 18 Juli 1976 sampai dengan 30 Agustus 1999 tidak mendapatkan anugerah tanda kehormatan Veteran RI sehingga hak-haknya sebagai seorang pejuang tidak dimiliki salah satunya adalah hak perlindungan hukum. Rumusan Masalah:1). Bagaimana Perlindungan Hukum terhadap Prajurit Seroja yang berjuang pada 18 Juli 1976 Sampai Dengan 30 Agustus 1999?. 2). Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Prajurit Seroja yang berjuang pada 18 Juli 1976 Sampai Dengan 30 Agustus 1999?. Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam menyusun tesis ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan data empiris yaitu penelitian yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma meliputi nilai-nilai, dan juga sebagai hukum positif baik dalam peraturan perundang-undangan maupun hukum materiil yang berlaku di Indonesia. Penulis menyimpulkan bahwa perlindungan hukum yang dimaksud adalah menjamin kepastian hukum dan keadilan terhadap hak hak pejuang seroja yang berjuang pada tanggal 18 Juli 1976 sampai dengan 30 Agustus 1999 berupa hak mendapatkan pengakuan sebagai Veteran RI tentunya dengan merevisi Undang- undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI.Operasi seroja yang di lakukan Pemerintah Indonesia dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika militer Indonesia masuk ke Timor Timur dengan alasan anti-kolonialisme. Pada Operasi Seroja yang tergabung dalam operasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh Militer Indonesia saja tetapi masyarakat sipil Timor Timur turut serta membantu untuk menghancurkan Fretilin. Perjuangan yang luar biasa pada operasi seroja tersebut Pemerintah menganugerahkan tanda kehormatan atas jasa dan pengorbanan para pejuang yang telah membela dan mempertahankan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia  berupa tanda kehormatan Veteran Republik Indonesia, dan masuk kategori Veteran Pembela Seroja sebagaimana diatur pada pasal 4 huruf c Undang-undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI. Hal yang sangat disayangkan bagi pejuang operasi seroja yang turut serta pada operasi tersebut dengan kurun waktu 18 Juli 1976 sampai dengan 30 Agustus 1999 tidak mendapatkan anugerah tanda kehormatan Veteran RI sehingga hak-haknya sebagai seorang pejuang tidak dimiliki salah satunya adalah hak perlindungan hukum.  Rumusan Masalah:1). Bagaimana Perlindungan Hukum terhadap Prajurit Seroja yang berjuang pada 18 Juli 1976 Sampai Dengan 30 Agustus 1999?. 2). Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Prajurit Seroja yang berjuang pada 18 Juli 1976 Sampai Dengan 30 Agustus 1999?. Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam menyusun tesis ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan data empiris yaitu penelitian yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma meliputi nilai-nilai, dan juga sebagai hukum positif baik dalam peraturan perundang-undangan maupun hukum materiil yang berlaku di Indonesia. Penulis menyimpulkan bahwa perlindungan hukum yang dimaksud adalah menjamin kepastian hukum dan keadilan terhadap hak hak pejuang seroja yang berjuang pada tanggal 18 Juli 1976 sampai dengan 30 Agustus 1999 berupa hak mendapatkan pengakuan sebagai Veteran RI tentunya dengan merevisi Undang- undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING KOOPERATIF

    Get PDF
    Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment Design) yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Masalah utama dari penelitian ini yaitu apakah pendekatan Student Facilitator and Explaining efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Galesong Selata Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui pendekatan Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Kriteria keefektifan pembelajaran dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa yang meningkat dan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal 15≥ " 80%, aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai ≥ 70% dan dan respons siswa terhadap pembelajaran mencapai ≥ 75%. Desain penelitian yang digunakan adalah The One Group Pretest-Posttest Design, yaitu sebuah penelitian yang dilaksanakan dengan adanya tes awal dan tes akhir dan tanpa adanya kelas pembanding. Penelitian penelitian ini dilaksanakan 8 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Student Facilitator and Explaining, lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan angket respons siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Student Facilitator and Explaining. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ketuntasan pretest matematika siswa seluruhnya tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal, (2) Ketuntasan posttest matematika siswa dikategorikan “meningkat dan “tuntas” secara klasikal, (3) Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dikategorikan “aktif”, (4) Respons siswa terhadap pembelajaran matematika dikategorikan “positif”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang telah memenuhi kriteria kefektifan pembelajaran matematika, maka dapat disimpulkan pembelajaran matematika dapat efektif apabila diterapkan pendekatan Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Galesong Selatan Kabupaten Takalar

    Al-Washliyah Educational Council Policy In The Development Of Madrasah Aliyah Curriculum In North Sumatera

    Get PDF
    Education policy is one of the determinants of an organization in determining the educational goals. Al-Washliyah is one of the largest Islamic organizations in North Sumatera that has many educational institutions whose role is to help to educate the community. A good educational management through the strategic policies will produce the good graduates. The role of the AlWashliyah Educational Council in making curriculum development policies for Madrasah Aliyah (Islamic Senior High School) in North Sumatera is very urgent. One of the determinants of the success of the objectives of Islamic education at the Al-Washliyah educational institutions is the policy of developing Madrasah Aliyah AlWashliyah curriculum taken by the Al-Washliyah Educational Council. The Al-Washliyah Educational Council policy in developing Islamic education curriculum was by establishing the implementation of the policies in the form of Decree. Among the strategic policies taken by the Al-Washliyah Educational Council were the Al Washliyah curriculum, Al-Washliyah Educational System (SPA), the Diniyah Curriculum and additional curriculum for Islamic Religion subject. The purpose of this study was to find out how the characteristics of the Al-Washliyah Educational Council policies in developing Madrasah Aliyah Curriculum in North Sumatera

    Pembelajaran inovatif dan kompetensi sosial guru

    Get PDF
    Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang telah menerapkan prinsip inovasi dalam setiap unsur pembelajaran tersebut. Tujuan utama dari inovasi pembelajaran adalah agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Penciptaan pembelajaran yang inovatif sangat dipengaruhi oleh guru yang profesional. Profesionalitas guru yang tercermin dari empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian menjadi modal utama dalam pengembangan inovasi dalam pembelajaran. kompetensi sosial guru yang tercermin dari kesungguhannya mengajar dan mendidik para murid, pembelajaran masyarakat melalui interaksi atau komunikasi langsung dan menuangkan serta mengekspresikan pemikiran dan idenya merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam menyusun dan mengembangkan pembelajaran inovatif di kelas

    Optimise Energy Cost for Air Conditioning based on the Market Price under Demand Side Response Model

    Get PDF
    The increasing contribution of air conditioning (AC) to energy consumption has received considerable attention in the past and will continue to do so in the coming years, from Indonesian government, state electricity company and consumers. Managing demand on the electricity system in peak sessions is the most direct way to address the AC peak demand issue. The aim of this research is to developed a consumer demand side response (DSR) model to assist both electricity consumers/aggregator and electricity provider to minimise energy cost if peak price occured in the peak season. The proposed model allows consumers to independently and proactively manage air conditioning load through an aggregator. This research examines how the control system applies DSR model if a price spike may occur at 18.00 during one hour. The results indicate, consumer and aggregator could gain collective benefits when the consumer controls the air conditioning under the DSR program. The model was tested in Makassar City South Sulawesi considering to the caharacteristic of the room and air conditioning in a residential house

    PENGARUH METAKOGNISI DAN EFIKASI DIRI TERHADAP KE-MAMPUAN MENYELESAIAKAN SOAL MATA KULIAH PENGAN-TAR DASAR MATEMATIKA

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah untuk mendapat gambaran pengaruh metakognisi, efikasi diri terhadap kemampuan menyelesaikan soal mata kuliah pengantar dasar matematika. Metode yang digunakan adalah Penelitian ex-post facto yang dirancang untuk menerangkan adanya hubungan sebab akibat antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa matematika, serta sampelnya ditentukan dengan menggunakan teknik sampling acak strata. Instrumen yang digunakan adalah angket dan tes hasil belajar. Pada tahap berikutnya yaitu tahap melakukan pengumpulan data berdasarkan instrumen yang telah diperoleh, diterapkan pada sampel yang dipilih dalam kegiatan  penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif, diperlukan untuk mendeskripsikan data dari variabel-variabel penelitian yang diajukan. Adapun penyelidikan mengenai pengaruh dari variabel-variabel dari penelitian ini digunakan analisis jalur (Path Analysis). Hasil pada penelitian ini yaitu rata-rata efikasi diri mahasiswa 70,17 dari skor ideal 97 sedangkan rata-rata skor metakognisi siswa adalah 76 dari skor ideal 97 dan rata-rata skor hasil belajar pengantar dasar matematika adalah 72,7 dari skor ideal 92 yang berarti efikasi diri dan metakognisi serta hasil belajar mahasiswa berada dalam kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan metakognisi berpengaruh positif terhadap kemampuan menyelesaikan soal mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika. Hal ini dapat dilihat pada tabel signifikansi jalur dimana pengaruh langsung efikasi diri terhadap kemampuan menyelesaikan soal bernilai positif yaitu sebesar 0,213. Demikian halnya dengan metakognisi yang juga berpengaruh positif terhadap kemampuan menyelesaikan soal yaitu sebesar 0,693. Pengaruh efikasi diri terhadap kemampuan menyelesaikan soal sebesar 0,213 menunjukkan bahwa peningkatan efikasi diri sebesar satu satuan akan meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal sebesar 0,213. Pengaruh metakognisi terhadap kemampuan menyelesaikan soal sebesar 0,693 menunjukkan bahwa peningkatan metakognisi sebesar satu satuan akan meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal sebesar 0,693. Dengan kata lain mahasiswa yang mempunyai pengetahuan yang tinggi mengenai dirinya sendiri sebagai individu yang belajar maka kemampuan menyelesaikan soalnya juga akan semakin tinggi

    Manajemen Kurikulum

    Get PDF

    Pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan di Pesantren Raudlatul Hasanah Medan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja secara sama-sama terhadap Kinerja tenaga kependidikan di Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode korelasional. Sampel penelitian adalah tenaga kependidikan Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah Medan dengan jumlah 50 tenaga kependidikan (karyawan) sebagai responden. Uji coba instrumen angket penelitian dilakukan terhadap 30 tenaga kependidikan Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah Medan yang tidak menjadi sampel penelitian. Pengumpulan data menggunakan observasi, studi dokumentasi, dan kuesioner/angket. Hasil penelitian ini adalah: (1) terdapat pengaruh signifikan budaya organisasi terhadap kinerja tenaga kependidikan Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah yang ditunjukkan dengan nilai R- Square sebesar 0,353 yang artinya berpengaruh sebesar 35,3% dengan nilai p < 0,05; (2) terdapat pengaruh signifikan motivasi kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah yang ditunjukkan dengan nilai R-Square sebesar 0,099 yang artinya berpengaruh sebesar 9,9% dengan nilai p < 0,05; (3) terdapat pengaruh signifikan budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R-Square adalah 0,334 yang artinya berpengaruh sebesar 33,4% dengan nilai p < 0,05. Dari hasil diatas dapat dijelaskan bahwa di dalam lembaga pendidikan budaya organisasi dan motivasi kerja mempengaruhi kinerja tenaga kependidikan, sehingga dengan adanya kinerja yang meningkat akan menaikkan mutu pesantren
    • …
    corecore